realitas

kata-kata kamu
aku anggap angin lalu
tidak pernah singgah
tidak pernah buat aku gundah
malah getaran dalam jiwa langsung tidak wujud

untuk gadis seperti aku
kata-kata lelaki harus disambut dengan senyuman saja
kerna
akhirnya
kaki masih basah pijak di atas tanah.

pernah

kita selalu perasan..
kita yang lebih luka
kita yang lebih celaka hidupnya
kita yang paling rabak

walhal..
kita cuma lihat dan cermin diri sendiri

pernah tak cuba hala cermin ke arah orang lain
dan cermin hatinya
mana tau nampak luka yang lebih bernanah
pernah?

kabur

ada rasa yang menekan
usai aku lepaskan rindu pada wajah statikmu
yang aku sendiri tidak pasti
adakah rasa rindu datang kembali berkocak
atau
sudah sampai masa ucap selamat tinggal?


.

gila

ada senyum
ada tawa
ada lirik manja
ada ketenangan

tanpa kau sedar
ada raksasa yang bergocak di dalam
yang berteriak mahu keluar
dari kotak emosi yang semakin sempit--mampat


.

lost

tiap-tiap ruang yang aku masuk
dan 
selesa
pasti akhirnya aku tersesat semua
terasa seperti tersalah masuk rumah 
atau mungkin
walau sebanyak mana rumah yang aku masuki
kekal
dan tetap
selamanya 'sesat' itu akan tiba
di penghujung jalan



.

tamak

mungkin manusia sudah semakin tidak mengerti dengan arti..

-- menerima seadanya.


.

twentyfourseven

bangun
mandi
makan
kerja
balik
mandi
makan
tidur

dicelah-celah segala di atas
mengingati kamu itu tak pernah terlepas



.